Sabtu, 17 Desember 2016

Berapa Lama Lagi?

Sudah berapa bulan ini setelah kamu putuskan pergi? Kenapa aku masih disini sedang kamu sudah mulai lupakan? Apa yang terjadi sebetulnya pada hati ini?

Kita kembali bertemu di bulan yang menjadi penghujung tahun, entah aku harus senang atau sedih sebab penghujung tahun lalu kamu masih bersamaku, sedangkan tahun ini kamu telah kembali bersamanya. Aku canggung saat kembali bertemu, rasanya aku masih bergetar seakan kamu masih menyimpan rasa padaku padahal tidak. Aku tidak tahu harus melakukan apa saat itu, aku hanya mencoba mencairkan suasana, mencoba menganggap semua baik-baik saja. Tapi, nyatanya hatiku kembali sakit melihatmu.

Aku tak tahu bagaimana caranya sampaikan rasa lagi, sedang kamu tengah berbahagia. Jantungku berdebar saat kamu tiba-tiba mengomentari yang ada pada foto profilku. Kamu bilang kalau tiga minggu sebelum aku duduk di bangku itu, ada kamu juga yang duduk di bangku itu. Aku tak tahu ini kebetulan, bukan masalah, atau takdir. Ah, maaf aku terlalu banyak konsumsi drama korea, jadi aku selalu menyambung-nyambungkan sesuatu yang tak akan terjadi di dunia kita. Kamu sudah bahagia, begitupun aku yang sudah bahagia melihat kebahagiaanmu.

Kita bertemu hanya sebatas teman, kita bertemu hanya untuk membahas kesibukan masing-masing, bahkan kabar yang sepertinya aku pun sudah tahu. Tapi, bagaimana aku hilangkan sakit, sedang kamu kadang masih suka membahasku. Aku sungguh menyesal pernah di pertemukan denganmu kalau akhirnya kita tidak bahagia bersama. Aku sungguh menyesal mengapa dulu aku meladeni segala bentuk perhatianmu. Aku sungguh menyesal mengapa aku harus kembali menangis mengingat semuanya.

Kamu masih belum berubah, tapi hatimu telah berubah, hati itu sudah terisi oleh dia lagi. Aku masih belum berubah, aku masih dengan orang yang sama, perasaan yang sama, tapi jarakku telah berubah semakin jauh denganmu. Aku tak pernah sesakit ini sebelumnya, aku tak pernah sebenci ini pada keadaan, aku tak pernah menyesal sedalam ini. Kamu adalah orang yang paling banyak membuat senyumku kembali cerah, namun kamu juga orang yang paling banyak membuat air mataku turun. Aku tahu kita mungkin tak akan bersama, tapi tolong sampaikan pada wanitamu untuk tetap tenang dan biarkan aku tetap menganggapmu sebagai teman baik.

0 komentar:

Posting Komentar