Sabtu, 09 Januari 2016

9/1/16

Terik matahari mampu dibuat sejuk dengan adanya desiran air yang perlahan membentang di jejeran gedung berkaca nan cukup tinggi. Disini cukup banyak orang yang berlalu lalang, bahkan untuk sekedar menjadikan tempat ini latihan paduan suara.

Aku mulai jatuh cinta pada tempat ini sejak sebulan yang lalu. Berada disini cukup menyenangkan karena tempat ini menunjukkan sorot ketenangan dan lumayan rindang, hehe. Bagian yang cukup membuat tenang adalah ruangan-ruangan yang berada disetiap lantai gedung ini.

Hari ini aku kembali menunggu, menunggu seseorang yang selalu ku harapkan kehadirannya. Ku sedot sekotak kopi creamy yang sudah dibungkus rapi dengan kemasannya sambil mendengar lantunan lagu-lagu yang menghiasi folder musik di handphoneku.

Aku ditemani sebuah buku novel favoritku. Sambil sesekali memandang ke danau yang terbentang dihadapanku dan sesekali melihat orang-orang yang dengan kesibukannya berada di sekelilingku kini. Ku hirup udara panjang dan ku hela nafas dengan tenang. "Huhh...sungguh nikmat disini," ucapku dalam hati.

Tak lama sosok itu datang, menghampiri, dengan kemeja kotak-kotak dan tentunya topi kesayangannya itu. Ya, dia orang yang ku tunggu sejak siang tadi. Dia baru datang menjelang kumandang Adzan Ashar. Percakapan kami dimulai seperti biasa, bercanda--bergurau--bercerita kegiatan kemarin-kemarin, dan banyak sekali yang selalu kami bahas disetiap pertemuan.

Hingga matahari ingin pergi pulang, kami masih berada di tempat ini. Sebentar lagi Adzan Maghrib, sebelum ku putuskan untuk menemaninya ke masjid yang ada disekitar sini, dia mengatakan sesuatu yang membuatku tertahan untuk mengajaknya bersiap-siap sembahyang.

Aku sudah menduga dia akan mengatakan ini, mengatakan kalau dia jatuh cinta padaku dan aku juga tahu kalau dia masih menjaga perasaan orang lain disana yang baru saja dia tinggal karena jenuh dan lelah. Aku seperti dicambuk dalam hati, mendengar semua ungkapan rasanya. Sungguh berat menjadi milik orang yang baru saja mengakhiri hubungannya dengan wanita lain.

Aku mengenalnya dari salah satu aplikasi pencarian jodoh. Tak disangka dialah orang yang selama ini ku cari semasa lajangku ini. Sosok yang apa adanya, tidak pernah neko-neko, setia, menghargai wanita, tentunya sayang dengan keluarganya. Memang Tuhan maha baik telah menjawab semua permintaanku.

Kini, semuanya sudah lengkap. Aku bahagia bisa menjadi bagian darinya. Walaupun aku harus selalu menunggunya menjaga perasaan orang yang pernah hadir di kehidupannya, tetapi aku bahagia karena aku percaya Tuhan telah mengirimnya untukku. Untuk menjaga dan melindungiku. Selamat bersama ya, Sayang.

0 komentar:

Posting Komentar