Senin, 13 Oktober 2014

Ibu Kucing

        Aku adalah seorang binatang lucu, tapi tak semua orang menyukaiku, kadang aku disayang-sayang, kadang pula aku ditendang.

        Aku bangga diciptakan seperti ini, walau aku terkadang orang tak suka denganku. Ya, aku ini kucing, kucing manis yang selalu menjadi teman seseorang dikala kesepian. Aku mampu melepas tawanya, aku mampu membuatnya bangga denganku. Aku diberi nama Pussy olehnya, majikanku. 

        Aku kucing betina, sudah pasti aku akan merasakan kehamilan berkali-kali. Mungkin banyak yang tak suka denganku karena aku selalu hamil dalam jangka waktu yang cukup cepat. Majikanku sangat sayang padaku, aku diberi makan 2 kali sehari, aku diberi tempat tidur yang cukup nyaman dari pada kucing-kucing liar lainnya. 

        Tak lama kemudian aku mulai membesar, ya perutku membesar. Aku dikawinkan dengan seekor kucing jantan bewarna hitam. Kelahiran pertama yang ku rasa sangatlah sakit, mengeluarkan anak sebanyak 4 sekaligus, aku melihat anakku penuh haru, bangga telah menjadi seorang ibu. Saat itu anak-anakku sangat lincah, baru keluar dari dalam perutku mereka langsung mencari air susuku. “Begini toh rasanya jadi Ibu” ujarku.

        Sejenak aku tinggalkan anak-anakku didalam kandang yang telah disiapkan khusus untukku melahirkan, aku pergi keluar mencari makan dan minum sedikit air agar air susuku tetap normal dan kondisi tubuhku sehat. “Anak-anaknya Pussy kecil-kecil banget!! Belum bisa melek matanya” ujar anak majikanku.

        “Yaiyalah, namanya juga bayi kucing, nanti melek pas udah masuk hari ke-7 atau seminggu setelah kelahiran” ujar majikanku menjelaskan kepada anaknya.

        Aku senang bisa menjadi bagian dari mereka, mereka merawatku serta anak-anakku. Aku tak pernah khawatir untuk sebentar keluar mencari makanan, agar anak-anakku dapat meminum air susu yang sehat. 

        Semakin lama anakku semakin besar, mereka belum mengerti membuang kotoran, jadi mereka asal saja membuang hajatnya disekitar rumah majikanku. Karena itu membuat majikanku sangat risih, merasa tidak enak dengan tetangga. Akhirnya ketiga anakku dibuang ke suatu pasar oleh majikanku, mereka meninggalkan satu anak saja untukku, yaitu anak yang sampai sekarang masih dirawat dengan baik oleh majikanku. Anakku ini diberi nama Lolo oleh mereka, karena anakku ini adalah seekor kucing jantan dan warna bulunya juga lucu.

        Dalam setahun aku bisa melahirkan sampai 3 kali, itu yang membuat majikanku sekarang risih dengan kelakuanku ini. Aku kadang juga tak ingin merasakan kehamilan berkali-kali, tapi bagaimana lagi, aku ini kucing, bukan manusia yang hanya bisa mengalami kehamilan satu sampai dua kali minimal.

        “Aku capek melahirkan mulu!” gumamku. Tapi tetap saja aku merasakan kehamilan terus menerus sampai sekarang, dan ini adalah kehamilanku yang kelima. “Ah udah cukup lah sampai ini saja” ujarku lelah saat anak-anakku sekarang sedang menyusu. “Apa majikanku tau ya bagaimana rasanya jadi aku? Mungkin mereka berfikir aku ini sangat merepotkan, karena melahirkan terus” pikirku. 

        Sekarang anak-anakku ada empat, mungkin mereka semua akan dibuang lagi ke pasar agar tidak merepotkan majikanku. “Beginikah rasanya jadi ibu kucing, sehabis melahirkan dan menyusui aku dipisahkan oleh anak-anakku, begitu kejamkah manusia tega memisahkan aku dari anak-anakku?” ucapku lagi.

0 komentar:

Posting Komentar